BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perubahan
anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera
seelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan
ini merupakan respons terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa
hampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah
proses persalinan dan menyusui selesai.
Pemahaman
tentang perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan merupakan salah satu
tujuan utama dari ilmu kebidanan. Hampir tidak mungkin dapat mengerti proses
penyakit yang terjadi selama kehamilan dan masa nifas tanpa disertai pemahaman mengenai
perubahan anatomi dan fisiologi ini. (Sarwono, 2009)
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan
yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,
pemeliharaan kehamilan, perubahan system kardiovaskuler, integument dan muskulokuletal sebagai persiapan
menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut,
ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan
usia kehamilannya. Mulai dari
trimester I, sampai dengan
trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan
sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, dan
perubahan sistem integumen.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal
seperti postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya tak nyaman untuk bergerak.
Adanya kram kaki yang sering terjadi pada ibu. sistem kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah yang darah yang
dapat menyebabkan terjadinya pre eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering
menyebabkan anemia fisologis. Perubahan pada sistem
integumen sering terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara,abdomen,vulva dan muka. Perubahan
pada sistem metabolisme terjadi peningkatan metabolisme basal, ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan
berbagai masalah seperti hiperemesis , diabetes, dll.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidakbegitu nyaman dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang
normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu
aktivitas, dianggap normal.
Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan
menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu
aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal lagi.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang kami angkat yaitu mengenai sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, dan integumen pada ibu
hamil.
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui bagaimana perubahan anatomi
dan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil dalam
sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, dan integumen, pada tiap trimester.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Sistem
Musculoskeletal
Lordosis
yang progresif tidak
akan
menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dan pembesaran
uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke
arah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut
dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan
tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan. (Sarwono,
2009).
Pada trimester pertama
tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal, keseimbangan kadar kalsium selama
kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu
terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal.
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan
posfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan
gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada saat hamil membuat
aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies Pada trimester II,
peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit
kehilangan tonus otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat
memisah menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih
datar atau menonjol. 9 ( bobak, 2004).
Setelah melahirkan,
tonus otot secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastasi recti) menetap. Dilain
pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh
wanita secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.
Untuk mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang
dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat
menyebabkan nyeri tulang punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi
bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal
menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit. Kram otot-otot tungkai dan kaki
merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketehui, tetapi
berhubungan dengan metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Wanita
muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan
tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung
yang cukup berat selama kehamilan.
B. Sistem Kardiovaskuler
Jantung
merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada, bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah. Agar darah
hanya mengalir dalam satu arah, maka
ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. ( varney,
2007)
Pada
minggu ke-5 cardiac output akan
meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler
sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu
ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi
peningkatan preload. Performa
ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskuler
sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasitas vaskuler juga
akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesteron
juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskuler
perifer.
Ventrikel
kirir akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitasnya
tidak berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi diafragma, apeks akan bergerak
ke anterior dan kiri, sehingga pada pemeriksaan EKG akan terjadi deviasi aksis
kiri, depresi segmen ST, dan inverse
atau pendatarn gelombang T pada lead III.
Sejak
pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vna kava inferior dan
aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentan. Penekanan vena kava inferior ini
akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi
arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang
cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan keasadaran. Penekanan pada aorta
ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester
terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan
posisi miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi
terlentang pada akhir kehamilan.
Volume
darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke-6 sampai 8 kehamilan dan
mencapai puncaknya pada minggu ke-32z sampai 34 dengan perubahan kecil setelah
minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh
jalur renin-angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian
besar berupa plasma dan eritrosit.
Eritropoetin
ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30%, tetapi tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan
hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15g/dl menjadi 12,5 g/dl,
dan pada 6% perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal
yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi dari
pada dengan hipervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan
cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan
sehingga penambahan asupan zat besi dn asam folat dapat membantu mengembalikan
kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg
atau rata-rata 6-7 mg/hari.
·
Hipervolemia selama kehamilan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a.
Untuk menyesuaikan pembesaran uterus
terhadap hipertrofi sistem vaskuler
b.
Untuk melindungi ibu dan janin terhadap
efek yang merusak dari arus balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri.
c.
Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan
darah yang banyak saat persalinan.
Terjadi suatu “autotransfusi” dari
sistem vaskularisasi dengan mengompensasi kehilangan darah 500-600 ml pada
persalinan pervaginam tunggal atau 1.000 ml pada persalinan dengan seksio
sesarea atau persalinan pervaginam gemeli.
Volume darah ini akan kembali seperti
sediakala pada 2-6 minggu setelah persalinan.
Selama kehamilan jumlah leukosit
akan meningkat yakni berkisar 5.000-12.000 /
dan mencapai puncaknya pada saat persalinan
dan masa nifas berkisar 14.000-16.000/µl . penyebab peningkatan ini belum
diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan
latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada
kehamilan, terutama trimester ke III, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan
limfosit CD8 T dan secara bersamaan penurunan limfosit dan monosit CD4 T. Pada
awal kehamilan aktivitas leukosit alkalin
fosfatase juga meningkat. Demikian juga konsentrasi dan penanda inflamasi
seperti C-reactive protein (CRP).
Suatu reaktan serum akut dan erythrocyte
sedimentation rate (ESR) juga akan meningkat karena peningkatan plasma
globulin dan fibrinogen
Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan
koagulasi intravaskuler dan fibrinolisis sehingga menginduksi suatu keadaan
hiperkoagulasi. Dengan pengecualian pada faktor XI dan XIII, semua konsentrasi
plasma dari faktor-faktor pembekuan darah dan fibrinogen akan meningkat.
Produksi platelet juga meningkat, tetapi karena adanya dilusi dan konsumsinya,
kadarnya akan menurun. ( Sarwono, 2009 )
4.
Fungsi
Sistem Kardiovaskuler (
jantung )
Memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh
yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal
setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang
cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat.
Sistem kardiovaskular yang
berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam
merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh
adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan tertentu,
darah akan lebih banyak dialirkan pada
organ-organ vital seperti
jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
5.
Komponen
Sistem Kardiovaskular
Sistem
kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:
· Jantung, sebagai organ pemompa.
· Komponen
darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
· Pembululi
darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.
6.
Perubahan
Anatomi dan Fisiologi Adaptasi pada Ibu Hamil Kardiovaskuler
a.
Trimester
I
Sirkulasi darah itu dalam
kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke plasenta, uterus yang
membesar pula, uterus yang
membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan. Volume
plasenta maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Perubahan rata-rata volume
plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC meningkat 18% tanpa
suplemen-suplemen zat besi dan
terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum suplemen
zat besi. Karena volume plasma
meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%,
maka terjadi penurunan hematokrit
selama kehamilan normal sehingga disebut anemia fisiologis.
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunandalam perifer vaskuler
resistence yang disebabkan oleh peregangan otot halus oleh progestrone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10
mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkatkan sekitar 30-50%
dn mencapai level maksimumnya selama
trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama persalinan.
Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik impuls maksimum (point of maksimum impuls/PMII) bergerak ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran
tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi
karena pembesaran ukuran serta bertambahanya cardiac output. Hidung tersembat /berdasas karena pengaruh hormone estrogen dan
progesterone terjadi pembesaran kapiler, relaksai otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
b.
Trimester
II
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses
hemodilusi, setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit
naik kembali pada tekanan darah sebelum
aterem. Perbubahan auskultasi
mengiringi perubahaqn ukuran dari posisi jantung, peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan
perubahan hasil uskultasi yang umum terjadi selama masa kehamilan.
Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmurejeksi sistoloik tingkat II
dapat didengar didaerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-20,
denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm, dapat timbul palpitasi.
c.
Trimester
III
Selama kehamilan jumlah leukosit
akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000 dan
mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000
penyebab peningkatan ini belum
diketahui. Respon yang sama
diketahui terjadi selama dan setelh melakukan latihan yang berat, distribusi tipe sel juga kan mengaami
perubahan. Pada kehamilan,
terutama trimesetr ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan
limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.
C.
Sistem
Integumen / Kulit
Sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi
terhadap lingkungan sekitarnya, merupakan organ terbesar (16 % dari BB), yang membungkus seluruh permukaan tubuh. membungkus seluruh permukaan tubuh .
5.
Ciri-Ciri
Kulit
·
Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari
pengaruh lingkungan.
·
Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
·
Luas : 1,50 – 1,75 m.
·
Tebal rata – rata : 1,22mm.
·
Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan
dan telapak kaki dan palingtipis : 0,5 mm.pada daerah penis.
6.
Fungsi Kulit
·
Perlindungan
·
Mencegah dehidrasi
·
Rangsangan luar
·
Menyimpan lemak
·
Sintesis Vitamin D
·
Menghasilkan bau
·
Pengaturan suhu/ homeostasis
7.
Kelenjar-Kelenjar
pada Kulit
a. Kelenjar Sebase
Berfungsi
mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang
rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
b. Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
·
kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh.Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh
saraf simpatik.pengekuaran
keringat oada tangan, kaki,
aksila, dahi, sebagai reaksi
tubuh terhadap setress, nyeri
dll.
·
kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut, kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada
sklus haid. Kelenjar apokrin
memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri
menghasilkan bau khas pada aksila.Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K.
seruminosa yang menghasilkan serumen.
7.
Perubahan
Anatomi dan Fisologi Adaptasi pada Ibu Hamil System Integument
a.
Trimerster
I
Perubahan keseimbangan hormon dan
peregagangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem
integumen selama masa kehamilan.
Perubahan yang umum terjadi adalah
peningkatan penebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan
rambut dan kuku, percepatan
aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotor.
Jaringan elastis kulit mudah pecah,
menyebabkan strie-gravidarum, atau tanda regangan,
respon alegri kulit meningkat.
Pada kulit terdapat deposit pigmen
dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis,
kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai diasmagravidarum, didaerah leher sering terdapat
hiperpigmentasi yang sama juga di areola mammae. Linea alba pada kehamila menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea,
linea nigra adalah garis pigmentasi
dari simpisis pubisa sampai kebagian atas fundus di garis tengah tubuh,
kulit perut juga tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide.
Setelah partus, striae livide ini berubah menjadi putih disebut striae albicans, pada seorang multigraviada sering tanpak
striae livide dan bersama dengan striae albicans, angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular spiders. Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut
dan sedikit menonjol, berbebtuk
kecil seperti bintang atau cabang, spiders hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di leher, daa, lengan, spiders juga
dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan. Vascular spiders terlihat pada bulan ke-2
– ke-5 kehamilan pada 65% wanita
kulit putih dan 10% wanita afrka-amerika. Biasanya hilang setelah melahirkan, bercak berbatas tegas atau mottling
difus yang berwarna kemerahan tanpak pada permukaan telapak tangan 60% wanita hamil berkulit putih dan 35% wanita afrika=amerika.
Epulis ialah suatu noddul berwarna
merah pada gusi yang mudah berdarah lesi ini dapat imbul pada sekitar bulan ke-3 dan biasasanya terus memebesar seiring kemajuan kehamilan. Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama
masa hamil. Kulit berminyak dan
acne vulgaris dapat timbul selama kehamilan, pada wanita lain, kulit
bersih dan kulit berseri, dapat
terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang setelah kehamilan berakhir.
b.
Trimester
II
Akibat
peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun
meningkat, pada terjadi
perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi
ini terjadi pada striae-gravidarum
livide atau alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum).
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang.
c.
Trimester
III
Pada kulit
dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang
juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae
gravidarum. Pada mutipara selain
striae kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna perak berkilau
yangmerupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan linea nigra, kadang-kadang muncul dalam ukuran yang
variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma
gravidarum, selain itu pada
areola dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
Pigmentasi yang berlebihan biasanya
akan hilang setelah persalinan.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa Perubahan
anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera
setelah
fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang berubah,
membuatnya tak nyaman untuk bergerak.
Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan
koagulasi intravaskuler dan fibrinolisis sehingga menginduksi suatu keadaan
hiperkoagulasi.
Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan
mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen selama
masa kehamilan.
B. Saran
Dari uraian diatas kami penulis
menyarankan agar ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi nya, sehingga ibu hamil
dapat beradaptasi pada perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil.
DAFTAR
PUSTAKA
Bobak. 2004. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC
Ilwellyn,
derek-jones.2002.dasar-dasar obstetri dan
ginekologi.jakarta :hipokrates
Prawirohardjo Sawono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka
Ruukiyah, yeyeh
dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 ( Kehamilan
). Jakarta : Trans Info Media
Varney, Helen
dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Volume 1. Jakarta : EGC
Posting Komentar untuk "SISTEM KARDIOVASKULER MUSKULUSKULETAL DAN INTEGUMEN"