BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 1971, jumlah
penduduk Indonesia saat itu 120 juta jiwa. Dalam kurang lebih 30 tahun,
penduduk Indonesia bertambah 70% (sensus 2000, jumlah penduduk Indonesia 206
juta jiwa). Sedangkan program KB sudah dikenal sejak tahun 1970. Dari mulai
tahun 2000 sampai sekarang angka penduduk Indonesia bertambah hampir 40 juta
jiwa.
KB pada hakikatnya merupakan program yang turut berperan
penting dalam menciptakan generasi masa depan bangsa Indonesia yang berkualitas
serta mampu bersaing dengan bangsa lain.
Beberapa pasangan suami-istri
mengalami kesulitan dalam memilih metode KB. Ada ibu yang kegemukan mengikuti
suatu metode KB, ada juga yang alergi dan sebagainya. Tentu itu bukan tujuan
dari program KB, hanya efek samping tapi kadang-kadang turut mengusik
kebahagiaan rumah tangga. Beberapa di antara mereka memperhitungkan masa subur,
dimana masa subur sangat besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan
bagi yang ingin menunda kehamilan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan kontrasepsi ?
2. Apa
definisi dari KB ?
3. Apa
manfaat KB ?
4. Apa saja metode KB sederhana dengan alat ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian kontrasepsi, definisi KB,
manfaat KB, dan metode KB sederhana dengan alat serta tanpa alat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha – usaha
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat
sementara,dapat pula bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada
wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi
yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Dapat dipercaya
2. Tidak
menimbulkan efek yang menganggu kesehatan
3. Daya kerja
dapat diatur menurut kebutuhan
4. Tidak menganggu
sewaktu melakukan koitus
5. Tidak
memerlukan motivasi terus menerus
6. Mudah pelaksanaannya
7. Murah harganya
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8. Dapat diterima
pengunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
B.
Pengertian KB
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru
untuk merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan
sejahtera lahir dan bathin. Keluarga Berencana adalah salah satu
usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.
C.
Manfaat Keluarga Berencana
Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari Segi
Kesehatan
1. Untuk ibu :
dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat manfaat berupa
:
Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya
kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
peningkatan kesehatan mental dan sosial yang
dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk
beristirahat dan menikmati waktu terluang serta melakukan kegiatan-kegiatan
lainnya.
2.
Untuk anak-anak lain : Memberikan kesempatan kepada mereka
agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh
makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna
karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan
oleh ibu untuk setiap anak.
perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih
baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan
hidup semata-mata.
3. Untuk ayah :
Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat : memperbaiki kesehatan mental
dan sosial karena kesemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang tertuang
untuk keluarganya.
D.
Macam – macam Metode Sederhana Tanpa Alat
1.
Metode Kalender (Ogino-Knaus)
a. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala
adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan
suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
subur atau ovulasi.
Metode
kalender atau pantang berkala ini merupakan metode keluarga berencana alamiah
(KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli
kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode
kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus
berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari
sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem
kalender.
b. Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
a.
Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran
atau mencegah kehamilan.
b.
Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi
dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil,
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil,
c.
Keuntungan
Metode
kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a.
Metode kalender atau pantang berkala
lebih sederhana.
b.
Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c.
Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
d.
Tidak mengganggu pada saat
berhubungan seksual.
e.
Kontrasepsi dengan menggunakan
metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f.
Tidak memerlukan biaya.
g.
Tidak memerlukan tempat pelayanan
kontrasepsi.
d.
Keterbatasan
Sebagai
metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain:
a.
Memerlukan kerjasama yang baik
antara suami istri.
b.
Harus ada motivasi dan disiplin
pasangan dalam menjalankannya.
c.
Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
d.
Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak
subur.
e.
Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f.
Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g.
Lebih efektif bila dikombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain.
e.
Efektifitas
Metode
kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa
subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu,
diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode
ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi
lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode
kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal.
Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
f.
Faktor Penyebab Metode Kalender
Tidak Efektif
Hal yang
dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
a.
Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup
sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
b.
Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan
ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan
masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
c.
Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus
menstruasi sendiri.
d.
Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi
dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
e.
Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari
berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak
subur menjadi tidak tepat.
g.
Penerapan
Hal
yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
a.
Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
b.
Fertility phase (masa subur).
c.
Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan
efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah
hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus
berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang
telah dicatat.
Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid
dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16
dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali
siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama
masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan
ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus : Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek –
18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
2.
Pantang
berkala (Rhythim method)
a. pengertian
Seorang wanita hanya dapat hamil selama
beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya. Masa subur yang disebut juga “fase
Ovulasi” mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah ovulasi.
Sebelum dan sesudah masa itu, wanita tersebut berada dalam masa tidak subur.
Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu
yang tepat dari ovulasi sulit untuk 2
hari sebelum hari pertama±ditentukan;
ovulasi umumnya terjadi 14 haid yang
akan datang. Dengan demikian, pada wanita dengan haid teratur, oleh salah satu
sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada waktu atau sudah datang
sebelum saat semestinya.
Pada wanita-wanita dengan daur haid
tidak teratur, akan tetapi dengan variasi yang tidak jauh berbeda, dapat
diterapkan masa subur dengan suatu perhitungan, di mana daur haid terpendek
dikurangi 18 hari dan daur haid terpanjang dikurangi 11 hari. Masa aman ialah
sebelum daur haid terpendek yang telah dikurangi. Untuk dapat mempergunakan
cara ini, wanita yang bersangkutan sekurang-kurangnya harus mempunyai catatan
tentang lama daur haidnya selama 6 bulan, atau lebih baik jika wanita tersebut
mempunyai catatan tentang lama daur haidnya selam satu tahun penuh.
Untuk
memudahkan pemakaian cara ini, di bawah ini disajikan satu tabel untuk
menentukan masa subur dan masa tidak subur.
Efektifitas.
Efektifitas dengan cara ini lebih tinggi apabila dibarengi dengan pengukuran suhu
Efektifitas dengan cara ini lebih tinggi apabila dibarengi dengan pengukuran suhu
b.
basal. Karena dengan
pengukuran ini dapat ditentukan dengan tepat saat terjadinya masa ovulasi.
c. Manfaat
1. Kontrasepsi
1. Kontrasepsi
·
Dapat digunakan untuk
menghindari atau mencapai kehamilan
·
Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan
dengan kontrasepsi
·
Tidak ada efek samping
sistemik
·
Murah atau tanpa biaya.
2.
Nonkontrasepsi
·
Meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana
·
Menambah pengetahuan
tentang system reproduksi pada suami dan istri
·
Memungkinkan
mengeratkan relasi/hubungan melalui peningkatan komunikasi antara
suami-istri/pasangan.
d.
Kekurangan
1. Sebagai
kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
pemakaian). Catatan untuk Metode Ovulasi Billings bila aturan ditaati kegagalan
0% (kegagalan metode/method failure dan 0 – 3% kegagalan pemakai user,s
failure, yaitu pasangan dengan sengaja atau tanpa sengaja melanggar aturan
untuk mencegah kehamilan.
2.
Kefektifan
tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi.
3.
.
Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling
efektif secara benar.
4. Di
butuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis)
5. Pelatih/guru
KBA harus mampu membantu IBU mengenali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk
menaati aturan jika ingin menghindari kehamilan dan menyediakan alat Bantu jika
diperlukan; misalnya buku catatan khusus, thermometer (oral atau suhu basal).
6. Perlu
pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
7. Perlu pencatatan setiap hari.
8. Infeksi
vagian membuat lendir serviks sulit dinilai.
9. Thermometer
basal diperlukan untuk metode tertentu.
10. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV (virus
Hepatitis B) dan HIV/AIDS
3. Metode Suhu Basal
a. pengertian
Suhu
tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
b.
Manfaat
1. Kontrasepsi
·
Dapat digunakan untuk
menghindari atau mencapai kehamilan
·
Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan
dengan kontrasepsi
·
Tidak ada efek samping
sistemik
·
Murah atau tanpa biaya.
2. Nonkontrasepsi
·
Meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana
·
Menambah pengetahuan
tentang system reproduksi pada suami dan istri
·
Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan
melalui peningkatan komunikasi antara suami-istri/pasangan.
c. Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).
d. Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode
suhu basal tubuh antara lain:
·
Meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur/ovulasi.
·
Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur
mendeteksi masa subur/ovulasi.
·
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi
ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
·
Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat
mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
·
Metode suhu basal tubuh yang
mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
e.
Kekurangan
·
Sebagai kontrasepsi
sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian).
Catatan untuk Metode Ovulasi Billings bila aturan ditaati kegagalan 0%
(kegagalan metode/method failure dan 0 – 3% kegagalan pemakai user,s failure,
yaitu pasangan dengan sengaja atau tanpa sengaja melanggar aturan untuk
mencegah kehamilan.
·
Kefektifan
tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi.
·
Perlu
ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling
efektif secara benar.
·
Di butuhkan
pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis)
·
Pelatih/guru KBA harus
mampu membantu IBU mengenali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk menaati
aturan jika ingin menghindari kehamilan dan menyediakan alat Bantu jika diperlukan;
misalnya buku catatan khusus, thermometer (oral atau suhu basal).
·
Perlu pantang selama
masa subur untuk menghindari kehamilan
·
Perlu pencatatan setiap
hari.
·
Infeksi vagian membuat
lendir serviks sulit dinilai.
·
Thermometer basal
diperlukan untuk metode tertentu.
·
Tidak
terlindung dari IMS termasuk HBV (virus Hepatitis B) dan HIV/AIDS
f. Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal
Tubuh
Aturan
perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
·
Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum
bangun dari tempat tidur).
·
Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
·
Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari
pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal
dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau
biasanya.
·
Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau
gangguan lain.
·
Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius
di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis
pelindung (cover line) atau garis suhu.
·
Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga
berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
·
Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid
hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk
periode masa tak subur).
·
Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh
labih panjang dari metode ovulasi billings.
·
Perhatikan kondisi lendir subur dan
tak subur yang dapat diamati.
Catatan:
·
Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover
line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi.
Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat
di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
·
Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak
meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus
haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya. Contoh.
Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh
4.
Metode Lendir Serviks (Billings)
a.
pengertian
Perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi
karena perubahan estrogen. Lendir serviks yang diatur oleh
hormon estrogen dan progesterone ikut berperan dalam reproduksi. Pada setiap
siklus haid diproduksi 2 macam lendir serviks oleh sel serviks, yaitu :
·
Lendir tipe E (Estrogenik):
a. Diproduksi pada
fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
b. Sifat-sifat:
o Banyak,
tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
o Spinkerbeit (elastisitas) besar
o
Bila dikeringkan terjadi bentuk
seperti daun pakis.
c. Spermatozoa
dapat menembus lendir ini
·
Lendir tipe H (Gestagenik)
a. Diproduksi pada
fase awal praovulasi dan setelah ovulasi
b. Sifat –sifat:
o Kental
o Viskositas
tinggi
o Keruh
c. Dibuat karena
peninggian kadar estrogen
d. Spermatozoa tidak
dapat membus lendir ini
Ciri-ciri lendir serviks pada
berbagai fase dari siklus haid (30):
a. Fase I: masa “kering” segera
setelah menstruasi, karena kadar estrogen yang rendah kurang merangsang sekresi
o Haid
o Hari1-5
o Lendir dapat ada atau tidak, dan
tertutup oleh darah haid
o
Perasaan wanita : basah dan licin
(lubrikatif)
b.
Fase II
o Post haid
o Hari 6-10
o Tidak hanya lendir / hanya sedikit
o Perasaan wanita kering
c.
Fase III
o awal pra ovulasi
o hari 11- 13
o
Lendir keruh, kuning atau putih dan
liat
o Perasaan wanita : liat dan atau
lembab
d. Fase IV
o Segera
sebelum pada saat dan sesudah ovulasi
o Hari 14-17
o Lendir
bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan
o Dengan
konsistensi seperti putih telur
o
Hari terakhir fase ini dikenal
sebagai gejala puncak
o
Perasaan wanita :lubrikatif dan atau
basah
e. Fase V
o post ovulasi
o hari 18-21
o lendir
sedikit, keruh dan liat
o perasaan
wanita liat dan atau lembab
f. Fase VI
o akhir post
ovulasi atau segera pra haid
o hari 27-30
o lendir
jernih dan seperti air
o perasaan
wanita : liat dan atau lembab-basah
Teknik Metode Lendir Serviks
Abstain
dimulai dari hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut
sampai dengan hari keempat setelah gejala puncak.
b. Penyulit-penyulit lendir serviks :
a.
keadaan fisiologis : sekresi vagina karena ada rangsangan seksual.
b. keadaan patologis :
infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat.
c.
keadaan psikologis : sters baik fisik maupun emosional
c. Kerugian
·
membutuhkan komitmen
·
perlu diajarkan oleh
spesialis keluarga berencana alami
·
dapat membutuhkan 2
sampai 3 siklus untuk mempelajari metode
·
impeksi vagina dapat
menyulitkan identifikasi lendir yang subur
·
beberapa
obat yang digunakan mengobati flu dan sebagainya dapat menghambat produksi
lendir serviks.
·
melibatkan
sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita
·
membutuhkan pantangan
d. keuntungan
·
dalam kendali wanita
·
memberi izin kepada
pasangan menyentuh tubuhnya.
·
meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada
tubuh
·
memperkirakan lendir
yang subur sehingga memungkinkan kehamilan.
·
dapat digunakan menccegah kehamilan.
e.Manfaat
Metode
mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang
senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita
yang menginginkan kehamilan.
f.
Efektifitas
Keberhasilan
metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat,
pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir
serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya.
Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100
perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa
serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka
keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.
5. Metode Simptothermal
a.
Pengertian
Metode Simptothermal merupakan metode keluarga berencana
alamiah ( KBA ) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita.
Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa
serviks. Metode ini mengamati tiga indikator kesuburann yaitu perubahan
suhu basal tubuh, perubahan mukosa/ lendir serviks, dan perhitungan masa subur
melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih
akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu
metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari
satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi
b. Manfaat
Metode simptothermal memiliki
manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi
·
Manfaat kontrasepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau
menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi
subur (pantang saat masa subur).
·
Manfaat konsepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau
menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi
subur.
c.
Efektifitas
Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah
10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi
lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka
kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.
e.
Hal yang Mempengaruhi Metode
Simptothermal Menjadi Efektif
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
·
Pencatatan dilakukan secara
konsisten dan akurat.
·
Tidak menggunakan kontrasepsi
hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
·
Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah
kehamilan.
·
Kerjasama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus
bersedia untuk membantu menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan
hubungan seksual atau menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari
paling subur.
f.
Hal yang Mempengaruhi Metode
Simptothermal Tidak Efektif
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
·
Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam
hari.
·
Wanita yang mempunyai penyakit.
·
Pasca perjalanan.
·
Konsumsi alcohol.
Hal-hal tersebut di atas dapt
mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang akurat.
·
Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat
mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir
serviks.
g.
Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
·
Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia
atau operasi yang dibutuhkan.
·
Aman.
·
Ekonomis.
·
Meningkatkan hubungan kerjasama
antar pasangan.
·
Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan
kehamilan.
·
Tidak memerlukan tidak lanjut atau alat kontrasepsi lain
setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
h. Keterbatasan
Metode
simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
·
Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi,
berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
·
Metode simptothermal
kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh
maupun perubahan lendir serviks.
·
Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan
suami istri.
·
Pengguna harus mendapatkan pelatihan
atau instruksi yang benar.
i.
Petunjuk bagi pengguna metode simptothermal
Pengguna/
klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang
metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini
bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan
suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
1. Klien dapat melakukan
hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti ( periode
tidak subur sebelum ovulasi).
2. Ovulasi terjadi setelah periode
tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah
pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena
ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3. Pantang senggama dilakukan mulai
ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
4. Apabila dua gejala ini tidak
menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir
maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang di mana masa pantang
senggama harus dilakukan.
6. Coitus Interuptus
a. pengertian
Metode Withdrawal adalah metode kontrasepsi dimana
senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi
jauh dari genetalia eksterna wanita.
b.
Keuntungan
·
tidak memerlukan alat dan
harganya murah ( ekonomis )
·
tidak menggunakan zat-zat kimiawi
·
selalu tersedia setiap saat
·
tidak mempunyai efek samping
·
Tidak mengganggu produksi ASI
c.
Kerugian
·
angka kegagalan cukup tinggi
·
16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun
·
factor-faktor yang menyebabkan angka kegagalan adalah :
o adanya cairan pra ejakulasi, yang
dapat keluar setiap saat, dan setiap tetes sudah mengandung berjuta-juta
spermatozoa
·
kurangnya kontrol dari pria, yang pada metode ini justru
penting.
·
kenikmatan seksual berkurang bagi suami istri, sehingga
dapat mempengaruhi kehidupan perkawinan.
d.
Kontra indikasi :
Ejakulasi
premature pada pria
Hal-hal
penting yang perlu diketahui oleh akseptor:
·
sebelum senggama cairan pra ejakulasi pada ujung penis harus
dibersihkan terlebih dahulu
·
bila pria merasa akan berejakulasi, ia harus mengeluarkan
penisnya dari dalam vagina dan selanjutnya ejakulasi dilakukan jauh dari
orifisium vagina.
·
coitus interuptus (CI) bukan metode yang baik untuk pasangan
yang menginginkan senggama berulang, karena semen yang masih dapat tertinggal
di dalam cairan bening dan ujung penis.
·
CI bukan metode kontrasepsi yang baik bila suami tidak
mengetahui kapan ia akan berejakulasi
e.
Cara Kerja
Alat kelamin
(penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat
dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani
mencapai rahim.
f.
Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
g.
Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
·
Manfaat kontrasepsi
o Alamiah.
o
Efektif bila dilakukan dengan benar.
o Tidak mengganggu produksi ASI.
o Tidak ada efek samping.
o Tidak membutuhkan biaya.
o Tidak memerlukan persiapan khusus.
o
Dapat dikombinasikan dengan metode
kontrasepsi lain.
o Dapat digunakan setiap waktu.
·
Manfaat non kontrasepsi
o Adanya peran serta suami dalam
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
o Menanamkan sifat saling pengertian.
o Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
h.
Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang menggunakan
metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukan anamnesis atau
pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun
tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini
adalah:
Coitus Interuptus
|
|
Sesuai
untuk
|
Tidak
sesuai untuk
|
Suami
yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.
|
Suami
dengan ejakulasi dini.
|
Pasangan
yang tidak mau metode kontrasepsi lain.
|
Suami
yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.
|
Suami
yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.
|
Suami
dengan kelainan fisik/psikologis.
|
Pasangan
yang memerlukan kontrasepsi segera.
|
Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
|
Pasangan
yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain.
|
Pasangan
yang tidak komunikatif.
|
Pasangan
yang membutuhkan metode pendukung.
|
Pasangan
yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
|
Pasangan
yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
|
|
Menyukai
senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.
|
|
Cara Coitus Interuptus
- Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
- Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
- Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
- Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
- Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
- Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
E.METODE
SEDERHANA KONTRASEPSI DENGAN ALAT.
Kontrasepsi
dengan menggunakan alat terdiri dari 2 yaitu:
1. secara
makanis
2.
secara kimiawi
a. Kontrasepsi Secara
Mekanis Untuk Pria
1.
KONDOM.
Pemakaian kondom untuk tujuan kotrasepsi
baru dimulai kira-kira pada abad ke-18 di Inggris. Pada mulanya kondom terbuat
dari usus biri-biri. Pada tahun 1844 Goodyear telah berhasil membuat kondom
dari karet. Kondom yang
klasik terbuat dari karet (lateks) dan usus dari biri-biri. Yang kini paling
umum di pakai ialah komdom dari karet; kondom ini umumnya mempunyai tebal
kira-kira 0,05 mm. kini telah tersedia berbagai ukuran dengan berbagai macam
warna. Dan pada waktu sekarang kondom telah dipergunakan secara luas di seluruh
dunia dalam program keluarga berencana.
Prinsip kerja
kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah
penggumpalam sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan pinggir
yang tebal pada ujung yang terbuka sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai
penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih
kurang 19 mm. kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid.
Efektifitas
kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari ketelitian dalam penggunaannya.
Mengenai pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.¶
Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.¶
Pasanglah kondom
sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada pria¶ yang tidak
bersunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu.
Tinggalkan
sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma¶
Pada kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya. Keluarkanlah udara terlebih dahulu sebelum kondom di pasang.
Pada kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya. Keluarkanlah udara terlebih dahulu sebelum kondom di pasang.
Pergunakanlah
bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk mencegah terjadinya
robekan.
Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih
dalam keadaan ereksi dan¶ tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis di
keluarkan dari vagina, supaya sperma tidak tumpah.
b.
Keuntungan
Selain untuk
memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin yaitu bisa juga di pergunakan
untuk tujuan kontrasepsi.
c.
Kekurangan.
·
Ada kalanya pasangan
yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam
kenikmatan sewaktu melakukan koitus
·
Ada pula pasangan yang
tidak menyukai kondom oleh karena adanya asosiasi dengan soal pelacuran.
·
Kegagalan pemakaian kondom yaitu bocor atau
koyaknya alat itu atau¶
tumpahnya sperma yang di sebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis segera
setelah terjadi ejakulasi.
d.
Efek
Samping.
·
Efek
samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat
karet.
Kontrasepsi Secara Mekanis Untuk Wanita
Pessarium Bermacam-macam pessarium telah
di buat untuk tujuan kontrasepsi. Secara umum pessarium dapat di bagi atas 2
golongan, yakni;
o
Diafragma vaginal
o
Cervical cup
1. Diafragma
Vaginal
Diafragma vaginal adalah kap
berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diensersikanke dalam
vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Dewasa ini
diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per
elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak
dapat berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral
dan mempunyai sifat seperti per.
Ukuran
diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempunyai diameter antara 55 sampai
100 mm. tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan diameter masing-masing 5 mm.
besarnya ukuran diafragma yang akan dipakai oleh akseptor di tentukan secara
individual.
Diaframa
dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus untuk menjaga jangan sampai sperma
masuk ke dalam uterus. Untuk memperkuat khasiat diafragma, obat spermatisida
dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya. Diafragma vaginal sering
dianjurkan pemakaiannya dalam hal-hal seperti:
1) Keadaan
dimana tidak tersedia cara yang lebih baik;
2) Jika frekuensi koitus
tidak seberapa tinggi, sehingga tidak di butuhkan perlindungan yang
terus-menerus;
3) Jika pemakaian pil, AKDR,
atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu oleh karena sesuatu
sebab.
Pada
keadaan-keadaan tertentu pemakaian difragma tidak dapat di benarkan misalnya
pada:
o Sistokel
yang berat
o Prolapsus
uteri
o Fistula vagina
o Hiperantefleksio
atau hiperretrofleksio uterus.
Diafragma paling cocok untuk di
pakai pada wanita dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus
dinding vagina yang baik. Jenis-jenis:
·
Flat spring (flat metal
band)
·
Coil Spring (coiled wire)
·
Arching
Spring(kombinasimetal spring)
Cara kerja:
Menahan sperma agar tidak
mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas(uterus dan tuba
Fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Cara Pemakaian
Diafragma Vaginal
Jika akseptor telah setuju
mempergunakan cara ini, terlebih dahulu ditentukan ukuran difragma yang akan di
pakai. Dengan mengukur jarak antara simfisis bagian bawah dan forniks vaginae
posterior dengan menggunakan jari telunjuk dari jari tengah tangan dokter, yang
dimasukkan ke dalam vagina akseptor. Kemudian kepadanya di terangkan anatomi
alat-alat genital bagian dalam dari wanita, dan di jelaskan serta
didemonstrasikan cara memasang diafragma vaginal. Pinggir mangkuk dijepit
antara ibu jari telunjuk, dan difragma di masukkan ke dalam vagina sesuai
dengan sumbunya.
Setelah selesai pemasangannya,
akseptor harus meraba dengan jarinya bahwa porsio servisis uteri terletak di
atas mangkuk, pinggir atas difragma di forniks vagina posterior, dan pinggir
bawah dibawah simfisis, kemudian, akseptor di suruh sendiri memasang diafragma,
mengontrol apakah letaknya sudah benar, dan akhirnya mengeluarkannya. Akseptor harus melatih diri untuk menggunakan
diafragma. Jika perlu, pemasukan diafragma ke dalam vagina dapat dilakukan
dengan menggunakan introducer. Difragma harus dimasukkan sebelum coitus;
pemasukannya dapat dilakukan dalam posisi tidur terlentang, dengan kaki di
bengkokkan dalam lutut dan kaki terbuka sedikit, dalam posisi berjongkok, atau
dalam posisi berdiri dengan satu kaki di tinggikan.
Sebelum
dimasukkan, obat spermatisida diletakkan dalam mangkuk diafragma serta di
oleskan pada pinggirnya. Setelah coitus, diafragma tidak boleh segera di
keluarkan, akan tetapi harus di tunggu 6 samapi 8 jam. Dalam waktu itu sperma
dalam vagina di kirakan sudah mati.
Cara penyimpanan diafragma vaginal.
Setelah di
pakai, diafragma vaginal di cuci dengan air dan sabun dingin sampai bersih,
lalu di keringkan dengan kain halus, dan kemudian di beri bedak. Diafragma
vaginal harus disimpan di tempat yang tidak boleh kena panas. Sekali-sekali
diafragma harus diperiksa, apakah tidak bocor atau apakah cincin mangkuk tidak
rusak. Jika di jaga dengan baik, diafragma dapat di pergunakan untuk selama
kira-kira 1-1½ tahun
Efek Samping.
Umumnya
diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek sampingan. Efek sampingan
mungkin disebabkan oleh reaksi alergik terhadap obat-obat spermatisida yang
dipergunakan, atau oleh karena terjadi perkembangbiakan bakteri yang berlebihan
dalam vagina jika diafragma di biarkan terlalu lama terpasang di situ.
Kekurangan
Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah:
Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah:
1.
Di
perlukan motivasi yang cukup kuat
2.
Umumnya
hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak untuk dipergunakan secara
massal
3.
Pemakaian
yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan
4. Tingkat
kegagalan lebih tinggi dari pada pil atau AKDR
5. pada
beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran urethra
6. 6
pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berda di posisinya
7. efektifitas sedang (bila digynakan dengan
spermisida angka kegagalan 6-16 kehmilan per 100 perempuan pertahun pertama)
Keuntungan
·
Hampir tidak ada efek
sampingan
·
Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang
betul, hasilnya cukup memuaskan
·
Dapat dipakai sebagai
pengganti pil AKDR pada wanita-wanita yang tidak boleh mempergunakan pil atau
AKDR oleh karena suatu sebab.
·
Tidak
mengganggu produksi ASI pada saat menyusui
·
Tidak
mengganggu hubungan seksual karena terpasang sampai 6 jam sebelumnya.
·
Tidak mengganggu
kesehatan klien
·
Salah stu perlindungan
terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida
·
Bila digunakan pada
saat haid, dapat menampung darah menstruasi
2.
Cervical
Cup
Cervical cap di buat dari karet
atau plastic, dan mempunyai bentuk mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat
dari karet yang tebal. Ukurannya ialah dari diameter 22 mm sampai 33 mm; jadi
lebih kecil dari pada diafragma vaginal. Cap ini dipasang pada portio servisis
uteri seperti memasang topi dan dirancang untuk terpasang pas di serviks dan
adanya isapan bukan karena tegangan pegas seperti pada diafragma.
Variasi
Preventif cavity-rim cap, yang terbuat dari karet merah muda padat dengan tepi menebal yang membentuk lekuk kecil adalah tipe yang paling sering digunakan, lkuk ini di maksudkan untuk meningkatkan penghisapan kesisi serviks. Ukuran yang diukur dari garis tengah internal tepi, berkisar dari 21 sampai 31 mm sekarang sudah tersedia topi karet atau silicon satu ukuran yang lain.
Cara kerja
Dengan
menutupi serviks topi berfungsi sebagai barier fisik terhadap masuknya sperma
ke dalam kanalis servikalis.
Efektifivitas
Studi terakhir mendapati angka kehamilan bervariasi dari 8 sampai 20 per 100 tahun. Wanita sekitar separuh dari kehamilan tersebut disebabkan oleh kegagalan pemakai, dan penyebab utama lainnya adalh terlepasnya topi secara tidak sengaja sewaktu berhubungan intim.
Studi terakhir mendapati angka kehamilan bervariasi dari 8 sampai 20 per 100 tahun. Wanita sekitar separuh dari kehamilan tersebut disebabkan oleh kegagalan pemakai, dan penyebab utama lainnya adalh terlepasnya topi secara tidak sengaja sewaktu berhubungan intim.
Indikasi
Apabila ada permintaan untuk pessarium oklusif oleh seorang wanita yang tidak cocok menggunakan diaphragm, asalkan serviks normal dan sehat mengarah ke bawah sesuai sumbu vagina dan tidak menekik ke belakang.
Apabila ada permintaan untuk pessarium oklusif oleh seorang wanita yang tidak cocok menggunakan diaphragm, asalkan serviks normal dan sehat mengarah ke bawah sesuai sumbu vagina dan tidak menekik ke belakang.
Kontraindikasi
·
Serviks yang pendek
atau rusak
·
Raba serviks purulen
yang memberi kesan infeksi
·
Ketidakmampuan meraih
serviks dengan jari tangan
Keuntungan
·
Cocok bagi wanita yang
tonus ototnya lemah dan beberpa kasus prolaps uterovagina.
·
Tidak dirasakan oleh
pasangan pria
·
Tidak ada pengurangan
sensasi vagina
·
Pasnya topi di serviks tidak dipengaruhi oleh
perubahan ukuran vagina, baik sewaktu berhubungan intim atau akibat perubahan
berat tubuh
·
Tidak seperti
diafragma, topi serviks dapat di pasang selama beberapa hari sebagian
mengatakan bahwa topi dapat dipasang selam intervalantara menstruasi, walaupun
hal ini tidak di anjurkan, praktik standar di Inggris menganjurkan pasien untuk
tidak memakainya selama lebih dari 24 jam.kecil kemungkinannya menyebabkan gejala
saluran kemih.
Kekurangan
·
Memerlukan pemilihan
ukuran dan kecockan tapi yang akurat agar topi tidak terlepas sewaktu
berhubungan intim
·
Pemasangan
dan pengeluaran sendiri topi serviks lebih sulit dari pada diafragma
·
Dapat timbul bau tidak
sedap apabila topi di pasang lebih dari satu atau dua hari.
3. Kondom Wanita
Kondom wanita adalah suatu sarung
poliuretan dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujung terbukanya
melekat kesuatu cincin poliuretan lentur, sebuah cincin poliuretan (yang dapat
dilepas) di dalam kondom berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan
kondom ini divagina.
Kondom ini memiliki satu ukuran
dengan pelumas berbahan dasar silicon dan tidak memerlukan pelumas spermisida
serta hanya sekali pakai, alat ini dapat dibeli tanpa resep dengan nama dagang
femidom (reality di Amerika utara dan femy di Spanyol) apabila pasangan telah
terbiasa memakainya maka respon merugikan yang terjadi pada awal pemakaian
kondom wanita jelas akan berkurang.
Cara kerja.
Seperti metode barier lainnya,
kondom wanita mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita.
Efektivitas
studi mengenai efektivitas kondom wanita menunjukkan bahwa kondom ini sama efektifnya dengan diafragma, angka kegagalan berkisar dari 5 sampai per 100 tahun wanita, wanita yang memliki motivasi kuat dan menggunakannya dengan benar dan konsistensi dapat diharapkan memiliki angka kegagalan yang rendah.
studi mengenai efektivitas kondom wanita menunjukkan bahwa kondom ini sama efektifnya dengan diafragma, angka kegagalan berkisar dari 5 sampai per 100 tahun wanita, wanita yang memliki motivasi kuat dan menggunakannya dengan benar dan konsistensi dapat diharapkan memiliki angka kegagalan yang rendah.
Indikasi
Apabila pasangan menghendaki pihak wanita yang menggunakan metode barier reversible sebagi kontrasepsi .
Apabila pasangan menghendaki pihak wanita yang menggunakan metode barier reversible sebagi kontrasepsi .
Untuk perlindungan maksimum terhadap
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kontraindikasi
Beberapa pasangan secara psikologis tidak dapat menerima pemakaian kondom wanita
Kontraindikasi
Beberapa pasangan secara psikologis tidak dapat menerima pemakaian kondom wanita
Keunggulan
·
Suatu
metode kontrasepsi efektif yang dikendalikan oleh wanita
·
Dapat
di beli tanpa resep di sebagian besar apotik dan dapat diperoleh secara gratis
dari beberapa klinik keluarga berencana
·
Memberikan
perlindungan sangat tinggi terhadap IMS dengan cara melindungi vulva dan uretra
Study in vitro menunjukkan bahwa tidak ada kebocoran HIV atau sitomegalovirus
melalui kondom wanita.
·
Lebih
kuat dari pada kndom pria yang terbuat dari lateks dengan resiko robek lebih
kecil serta tidak melemah oleh preparat-preparat vagina berbahan dasar minyak
·
Bagi
pasangan pria, penurunan kenikmatan lebih kecil di bandigkan dengan kondom
lateks.
·
Dapat
di pasang jauh sebelum hubungan intim (yi; beberapa jam)dan juga di biarkan
beberapa waktu setelah ejakulasi sehingga proses hubungan intim tidak
terganggu.
Kekurangan
·
Penampilan kurang
menarik
·
Kenikmatan
terganggu dan timbul suara “gemerisik” sewaktu berhubungan intim.
·
Proses pemasangan awal
mungkin sulit tetapi dengan pemakaian berulang hal ini biasanya cepat diatasi
·
Kadang-kadang dapat
terdorong seluruhnya masuk kedalam vagina atau penetrasi dapat terjadi keluar
kondom tersebut
·
Mahal
sedang dilakukan riset untuk mengembangkan kondom wanita yang dapat dicuci yang
dapat digunkan kembali.
Petunjuk
pemakaian
1. Masukkan kondom wanita dengan posisi berjongkok,
dengan 1 kaki diatas kursi atau berbaring
2. Tekan cincin
bagian dalam, yang ditutupi oleh sarung, diantara jempol dan jari lain maukkan
akondom kedalam vagina seperti memasukkan tampon
3. Setelah kondom berada pada vagina dorong cincin dalam
setinggi sehingga cincin tersebut akan tetap pada posisi tersebut sewaktu
berhubungan intim
4. Cincin luar harus melekat erat ke vulva
5.
Segera setelah hubungan
intim, pegang cincin luar dan tarik keluar kondom secara hati-hati
6. Buang di tempat sampah dan jangan dimasukkan ke dalam
toilet.
b. Kontrasepsi secara kimiawi/obat-obatan
1. Spermisida (spermatisida)
Penggunaan
obat-obat spermatisida untuk tujuan kontrasepsi telah di kenal sejak zaman
dahulu. Berbagai bahan telah digunakan dalam berbagai bentuk untuk dimasukkan
ke dalam vagina.
Obat
spermatisida yang dipakai terdiri dari atas 2 komponen, yaitu zat kimiawi yang
mampu mematikan spermatozoon. Dan vehikulum yang non aktif dan yang diperlukan
untuk membuat tablet atau cream/jelly. Makin erat hubungan antara zat kimia dan
sperma, makin tinngi efektifitas obat. Oleh sebab itu, obat yang paling baik
adalah yang dapat membuat busa setelah di masukkan ke dalam vagina, sehingga
kelak busanya dapat mengelilingi serviks uteri dan menutup ostium uteri
eksternum. Cara kontrasepsi dengan obat spermatisida umumnya di gunakan
bersama-sama dengan cara lain . efek sampingan jarang terjadi dan umumnya
berupa reaksi alergik.
Spermisida
adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk :
·
Aerosol (busa)
·
Tablet vaginal,
suppositoria atau dissolvable film.
·
Krim
.
Cara kerja
Menyababkan
sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
·
Busa (aerosol) efektif
segera setelah insersi¶
·
Busa spermisida
dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi¶
·
Tablet vagina, suppositoria dan film
penggunaanya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum
hubungan seksual.¶
·
Jenis spermisida jelli biasanya hanya
digunakan dengan diagfragma.¶
Manfaat
o Kontrasepsi
·
efektif
seketika (busa dan krim).
·
tidak menggangu
produksi ASI.
·
bisa digunakan sebagai metode lain.
·
tidak mengganggu kesehatan klien.
·
tidak mempunyai
pengaruh sistemik.
·
mudah digunakan.
·
meningkatkan
lubrikasi selama hubungan seksual.
·
tidak
perlu resep dokter atau pemerikasaan khusus.
o
Nonkontrasepsi
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan
·
Efektifitas kurang
(18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama).
·
Efektifitas sebagai
kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan.
·
Ketergantungan
pengguna dari motifasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan
seksual
·
Pengguna harus menunggu
10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina,
suppositoria dan film).
·
Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam.
Seleksi klien
pengguna spermisida
Sesuai
untuk klien yang Tidak sesuai untuk klien yang
·
Tidak dianjurkan metode
kontrasepsi hormonal, seperti perokok atau diatas usia 35 thn
·
Tidak menyukai
penggunaan AKDR
·
Menyusui dan perlu
kontrasepsi
·
Memerlukan proteksi terhadap IMS
·
Emerlukan metode
sederhana sambil menunggu metode yang lain
·
Berdasarkan umur dan
paritas seta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan resiko tinggi Terinfeksi
saluran uretra
·
Tidak stabil psikis atau tidak suka menyetuh
alat kelaminnya (vulva dan vagina)
·
Mempunyai
riwayat sindrom syok karena keracunanยช
·
Ingin metode KB efektif
Efek Samping dan
Masalah Penanganan
Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis
dan IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan
komposisi kimia berbeda atau Bantu klien memilih metode lain.
Iritasi penis dan tidak nyaman Periksa
IMS, jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan
komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa
reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika
tidak ada perubahan, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia
berbada atau Bantu klien memilih metode lain.
Kegagalan tablet tidak larut Pilih
spermisida lain dengan komposisi kimi berbeda atau Bantu klien memilih metode
lain.
Cara penggunaan/instruksi bagi klien
1.
Cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator(busa atau
krim)dan insersi spermisida.
2. Penting
untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas hubungan seksual.
3. Jarak
tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoriaadalah 10-15 menit.
·
aerosol(busa)
1)
Kocok
tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan.
Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas,letakkan aplikator pada mulut container,dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas,letakkan aplikator pada mulut container,dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
2)
Sambil
berbaring lakukan insersi aplikator kedalam vagina mendekati serviks.Dorong
sampai busa keluar.
3)
Aplikator
segera dicuci pakai sabun dan air,tiriskan,dan keringkan.Jangan berbagi
aplikator dengan orang lain.
·
tablet vagina atau
suppositoria atau film/tissue
1)
Cuci tangan sebelum
membuka paket.
2)
Lepaskan tablet atau
suppositoria dari paket.
3)
Sambil berbaring
masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh kedalam vagina.
4)
Tunggu 10-15 menit
sebelum mulai berhubungan seksual
5)
Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet vagina
atau suppositoria di tempat.¶
Catatan: Beberapa busa dari tablet
vagina menyebabkan rasa hangat di vagina.Itu normal-normal saja.
·
Krim
1) Insersi
kontrasepsi krim setelah dikemas di dalam aplikator sampai penuh,masukkan ke
dalam vagina sampai mendekati serviks.
2)
Tekan
alat pendorong sampai krim keluar.idak perlu menunggu kerja krim.
3)
Aplikator
harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk
alat-alat,tiriskan dan keringkan.
4) Untuk
memudahkan pembersihan alat,pisahkan bagian-bagiannya.jangan berbagi aplikator
dengan orang lain.
5)
Sediakan
selalu ekstra pengadaan krim terutama apabila ternyata container kosong.
Kini dipasaran terdapat banyak obat-obat
spermatisida, antara lain dalam bentuk:
Suppositorium: Lorofin Suppositoria, rendel pessaries. Soppositurium di masukkan sejauh mungkin ke dalam vagiana sebelum coitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
Suppositorium: Lorofin Suppositoria, rendel pessaries. Soppositurium di masukkan sejauh mungkin ke dalam vagiana sebelum coitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
Jelly atau creme: 1)Perseptin vaginal
jelly,orthogynol vaginal jelly, 2)Delven vaginal creme.jelly lebih encer dari
pada creme.obat ini disemprotkan ke dalam vagina dengan menggunakan suatu alat.lama
kerjanya kurang lebih 20 sampai 1 jam.
Tablet busa:Sampoon,volpar,Syn-A-Gen.Sebelum digunakan,tablet terlebih dahulu dicelupkanke dalam air,kemudian dimasukkan kedalam vagina sejauh mungkin.Lama kerjanya 30 sampai 60 menit.
Tablet busa:Sampoon,volpar,Syn-A-Gen.Sebelum digunakan,tablet terlebih dahulu dicelupkanke dalam air,kemudian dimasukkan kedalam vagina sejauh mungkin.Lama kerjanya 30 sampai 60 menit.
C-film,yang merupakan benda yang tipis ,dapat
lipat,dan larut dalam air.Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat
disperse yang tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina.Obat mulai
efektif setelah 30 menit.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kontrasepsi ialah usaha – usaha untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara,dapat pula
bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan
pada pria vasektomi
Pelayanan
kb dapat berupa pelayanan kb dengan metode sederhana dan modern. Pelayanan kb
sederhana terbagi menjadi dua yaitu dengan alat dan tanpa alat. Macam-macam kb
tanpa alat diantaranya metode kalender, pantang berkala, suhu basal, metode
lendir serviks, metode simptothermal,coitus interuptus. Sedangankan yang dengan
alat ada secara mekanik dan kimiawi.
B. SARAN
Dalam Makalah ini
terdapat penjelasan tentang “ KB dengan metode sederhana” berharap agar pembaca
dapat mengetahui tentang kependudukan di indonesia dan masalah yang dihadapi
dalam kependudukan. Selain itu dapat sebagai pedoman dalam kehidupan yang baru
kelak.
Semoga
materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai “ KB dengan metode sederhana”
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Hadis. 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta
BKKBN.1998.Gerakan
Keluarga Berencana Nasional.Jakarta
NRC-PODI.1996.Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga
Berencana.Jakarta
Saifuddin Abdul Bari (2003) Buku panduan Praktis Kontrasepsi. YBPSP. Jakarta
Posting Komentar untuk "MENGETAHUI PENGERTIAN KONTRASEPSI"