Komplikasi nifas tentang rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan kaki

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Setelah proses persalinan berlangsung, sang ibu dan bayi secara spontan memasuki masa selanjutnya, yaitu masa 1 jam setelah lahirnya plasenta yang dikenal dengan masa nifas. Dalam masa ini, pelayanan pasca persalinan harus terselenggara dengan baik agar kebutuhan ibu dan bayi dapat terpenuhi secara maksimal, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu. Setelah lancarnya proses tersebut, maka sang ibu dan sang ayah akan memikirkan pola untuk menjarangkan kehamilan yang biasa dikenal dengan istilah kontrasepsi atau KB.
Kebutuhan informasi dan konseling tentang kehidupan seksual dan kontrasepsi merupakan salah satu pertanyaan yang banyak diajukan pada masa pascapersalinan. Ada kemungkinan besar bahwa sebagian besar ibu menghindari hubungan seksual selama terjadinya kehamilan sampai dengan persalinan, setelah 8 minggu persalina, hanya 71% responden menyatakan telah melakukan hubungan seksual dan pada 10 minggu 90% diantara perempuan yang memiliki pasangan telah melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu sang ibu perlu mengetahui kontrasepsi apa yang paling baik dan cocok untuk kondisi ibu saat dalam masa nifas dan menyusui, agar tidak terjadi hal-hal yang berbahaya bagi sang ibu dan juga sang buah hatinya. 
Perawatan pasca partum yang ideal ditandai oleh serangkaian kunjunagn rumah untuk memeriksa kesejahteraan ibu yang baru melahirkan dan keluarganya. Sebagai pengganti perawatan ideal ini, diindikasikan hubungan per telepon selama minggu pertama, diikuti kunjungan ke klinisi satu atau dua minggu setelah melahirkan. Kunjungan ini trutama ditujukan untuk mengevaluasi kesehatan mental klien, memberi informasi dan dukungan, memastikan perasaan ibu terhadap persalinan dan bayinya, dukungan yang tersedia baginya, dan penyesuaian yang telah berlangsung di dalam keluarga, kecuali jika terdapat kesalahan. Biasanya pemeriksaan pasca partum dijadwalkan kurang lebih enam minggu setelah persalinan, tetapi dapat juga dilakukan setiap waktu antara minggu ke emapat dan ke-8.


B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep komplikasi masa nifas tentang rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki?
2.      Bagaimana konsep komplikasi masa nifas tentang merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi sendiri dan diri sendiri?

C.           Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui bagaimana konsep komplikasi masa nifas tentang rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki.
2.      Mengetahui bagaimana konsep komplikasi masa nifas tentang merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi sendiri dan diri sendiri.

D.           Manfaat Penulisan
1.      Bagi penulis :
1.      Penulis mampu menjelaskan konsep komplikasi masa nifas tentang rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki serta menerapkannya di kehidupan sehari-hari jika ditemui kasus tersebut.
2.      Penulis mampu menjelaskan konsep komplikasi masa nifas tentang merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi sendiri dan diri sendiri serta menerapkannya di kehidupan sehari-hari jika ditemui kasus tersebut.
3.      Bagi pembaca :
Pembaca dapat memahami konsep komplikasi pada masa nifas tentang rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki dan merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi sendiri dan diri sendiri.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    RASA SAKIT, MERAH, LUNAK dan PEMBENGKAKAN DI KAKI
Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan di kaki yang terjadi pada masa nifas biasa disebut dengan DVT ( deep venous trombosis ). DVT adalah inflamasi vena dengan pembentukan bekuan yang lebih sering terjadi pada vena femoralis (tungkai) dan vena-vena pada uterus, ovarium, dan hipogastrik. Pembekuan ini dapat menyebabkan inflamasi, alokal dan menyumbat vena kemudian pembekuan terlepas menjadi embolus dan bergerak kedalam pembuluh jantung dan paru-paru sehingga menyumbat pembuluh tersebut.

1.      Rasa sakit
Rasa sakit yang disebut after pain (mules – mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat pengurang rasa sakit.

2.      Kemerahan
Kemerahan pada ibu nifas disebabkan karena pada ibu nifas terbentuk thrombus (munculnya) vena – vena kecil yang mengalami pengembangan. Selain itu, vena – vena juga akan mengalami dilatasi (pembukaan) sehingga sering terjadinya pembengkakan tersebut, maka akan tampak kaki kemerah-merahan serta lunak dan menimbulkan sedikit rasa sakit pada kaki, atau disebabkan pada saat persalinan, kandung kemih tidak dikosongkan sehingga cairan tersebut turun kebagian lateral / kaki.

3.      Nyeri tekan
Selama masa nifas , dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi dan mungkin lebih sering mengalaminya. Rasa sakit yang berlebihan pada masa nifas berkemungkinan besar jika pada masa kehamilan ibu juga mengalaminya.
Factor Predisposisi, yaitu :
1)      Obesitas
2)      Peningkatan umur ibu dan tingginya paritas
3)      Riwayat sebelumnya
4)      Anastesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada pembuluh vena
5)      Anemia Maternal
6)      Hipotermi , penyakit jantung
7)      Endometritis
8)      Varicositis
Tanda – tanda dan gejala yang timbul :
1)      Timbul secara akut
2)      Timbul rasa nyeri akibat tertekan (nyeri tekan permukaan)

4.      Pembengkakan pada kaki
Kaki bengkak ( ankle edema ) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan penumpukan cairan pada kaki tersebut. Factor yang berperan adalah kadar protein (albumin) dalam darah rendah, fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis, posisi tungkai terlalu lama tergantung.
Ankle edema ini terjadi pada kedua tungkai tetapi dapat juga terjadi pada satu tungkai saja. Ankle edema hanya satu tungkai saja disebabkan karena aliran pembuluh darah atau pembulih limfe tersumbat, sumbatan ini dapat terjadi karena darah yang kental lalu membeku didalam pembuluh darah atau massa tumor yang menekan pembuluh darah atau pembuluh limfe.
Pemeriksaan yang dilakukan sangat mudah yakni dengan menekan pada daerah mata kaki akan timbul cekungan yang cukup lama untuk kembali pada keadaan normal. Pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebab dari ankle edema adalah menentukan kadar protein darah dan di air seni (urin), pemeriksaan jantung (Rontgen dada, EKG), fungsi liver dan ginjal. Pengobatan awal yang dapat dilakukan dengan mengganjal kaki agar tidak tergantung dan meninggikan kaki pada saat berbaring. Pengobatan lanjutan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
DVT (deep venous trombosis) atau trombosis vena dalam lebih jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan terlepasnya bekuan yang kemudian menyebabkan emboli paru hiperkoagulabititas meningkat seiring dengan peningkatan usia ibu, parietas, dehidrasi setelah persalinan dan persalinan melalui seksio sesaria ( SC ). Wanita beresiko lebih besar apabila mereka memiliki riwayat gangguan tromboimbulus, hipertensi akibat kehamilan dan anemi atau pernah melahirkan dengan operasi
Resiko DVT ditungkai bawah kiri, terutama setelah secsio secaria, karena kecepatan aliran darah paling rendah.Gejala DVT biasanya dirasakan nyeri serta mengalami pembengkakan didaerah yang terkena dan kadang – kadang terjadi demam. Terjadi perbedaan mencolok dalam ukuran betis atau pada ekstremitas sirkulasi ditungkai bawah serta trombosis mungkin terpengaruh sehingga tungkai tampak pucat dan dingin serta mungkin oedema.

B.     PENYEBAB, GEJALA dan PENANGANAN
·         Penyebab:
1.       Perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang – cabangnnya
2.       Perpindahan cairan setelah melahirkan yang menghilang dalam seminggu
3.       Komprensi vena tibialis
4.       Kekentalan darah yang meningkat

·         Gejala
1.         Kaki terasa kenyal atau lunak
2.         Terasa panas pada tungkai
3.         Nyeri kaki pada saat berjalan
4.         Adanya pembengkakan pada tungkai
5.         Terjadi perubahan warna kulit ( memerah ) pada kaki

·         Penanganan
1.       Terapi anti koanggulan menggunakan heparin
2.       Istrahat yang cukup dengan kaki agak tinggi
3.       Memberikan kehangatan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menghilangkan rasa tidak nyaman
4.       Hindari pemijatan tungkai  pada daerah yang bengkak untuk mencegah bekuan
5.       Memberikan obat-obatan seperti asidium asetilosalisikum dan apabila ada pedangan diberi anti biotik
6.       Setelah rasa nyeri hilang, penderita di anjurkan untuk mulai berjalan.
C.    MERASA SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH SENDIRI BAYINYA DAN DIRINYA SENDIRI
Pada minggu – minggu awal setelah persalinan, ibi post partum cenderung akan mengalami perasaan – perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
·         Penyebab
ü  Kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan,yang berlanjut sampai ke masa nifas.
ü  Kekecewaan emosional karena ada hal yang tidak diinginkan ibu tentang bayinya.
ü  Rasa nyeri pada awal masa nifas, hal ini dapat disebabkan kelanjutan dari proses persalinan yang yang abnormal, dan tidak steril.
ü   Kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, sehingga ibu mengalami kelelahan dan tidak mampu melakukan aktivitas yang semestinya ia lakukan.
ü  Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, hal ini lebih sering terjadi pada primipara.
ü  Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi sebagai seorang wanita.

·         Penanganan :
ü  Posisi tidur yang baik
ü  Menganjurkan ibu untuk senam nifas akan mencegah pembengkan pada kaki
ü  Memberikan dukungan emosional kepada ibu serta keluarganya
ü  Meyakinkan kepada ibu bahwa ini adalah masa dan proses yang fisiologi yang harus ibu lewati.
BAB IV
PENUTUP

A.    Simpulan
DVT adalah inflamasi vena dengan pembentukan bekuan yang lebih sering terjadi pada vena femoralis (tungkai) dan vena-vena pada uterus, ovarium, dan hipogastrik. Pembekuan ini dapat menyebabkan inflamasi, alokal dan menyumbat vena kemudian pembekuan terlepas menjadi embolus dan bergerak kedalam pembuluh jantung dan paru-paru sehingga menyumbat pembuluh tersebut. Dengan terjadinya proses tersebut, dapat menyababkan rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan di kaki dan perasaan yang sangat mengganggu bagi ibu dalam masa nifas.
Selama proses melahirkan tidak menutup kemungkinan sang ibu banyak mengalami proses-proses yang dapat membuat tubuhnya merasa sakit setelah persalinan dan hal ini akan berujung pada masa selanjutnya yaitu masa nifas. Selain karena proses persalinan ada hal yang sangat berpengaruh yaitu mengenai psikologis sang ibu. Hal ini sangat berpengaruh terhadap energiknya ibu dalam menghadapi bayinya. Hal ini seperti adanya kekecewaan ibu terhadap bayinya,baik itu kehamilan/kelahiran yang tidak diinginkan atau juga bisa terjadi karena bayi yang dilahirkan tidak sesuai dengan
 jenis kelamin yang ibu harapkan dan juga dapat karena factor kecacatan sehingga membuat ibu tidak mampu merawat sendiri bayinya dan enggan merawat dirinya sendiri.



B.     Saran
Sebagai tenaga kesehatn harus membei penjelasan yang tepat dan sesuai kepada ibu tentang hal yang ia alami saat ini, sehingga ibu akan mengerti dengan kondisinya saatini dan dapat menerima hal yang sedang terjadi.
Ibu juga memerlukan dukungan dari suami, keluarga yang kuat akan proses yang ia alami saat ini sehingga ibu mempunyai semangat untuk melewati proses yang sedang ia hadapi saat ini dengan normal.
















DAFTAR PUSTAKA

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas . Jakarta : Salemba Medika.
Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati. 2008. Perawatan Masa Nifas . Yogyakarta : Fitramaya.
Wheeler, Linda. 2004. Buku Saku Asuhan Kebidanan Prenatal dan Pascapartum . Jakarta : EGC



Posting Komentar untuk "Komplikasi nifas tentang rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan kaki"