Di
suatu desa yang terpencil hiduplah sekelompok masyarakat yang sangat menuruti
budaya yang turun menurun. Disana juga terdapat para ibu-ibu yang sedang hamil.
Suasana di desa ini sangatlah indah, masyarakatnya saling tolong-menolong dan
sangat ramah. Disuatu rumah, ada seorang
ibu yang sedang hamil yaitu ibu lina, ia sedang menyapu halaman rumahnya,
rumahnya sangat sederhana, ia hidup bersama suami dan ibunya yang sudah tua. Suatu
hari, ketika ibu sari hendak ke kebunnya, ia bertemu dengan ibu lina. Kebun ibu
sari dekat dengan rumah ibu lina.
Ibu
sari : susah sekali hidup ini ! lagi hamil masih juga
ke kebun. Suami tidak mau bekerja, saya semua yang sibuk mencari uang.
Sesampainya di
kebun. Ibu sari bertemu dengan ibu lina, dan terjadilah sedikit percakapan.
Ibu lina : oi , mau ke
mana buk?
(sambil mengangkat pakaian)
Ibu sari : mau pergi
kekebun buk ( tersenyum)
Ibu lina :Ibuk
? Suami ibuk kemana? Kenapa tidak suruh suami ibuk saja
ke kebun?
ibu sari :
suami saya pergi memancing
disungai buk.
Ibu lina : waduh buk?
Pikir perut tu! (memegang perut)
Ibu sari : halaaah ,nggakapaapa
(tersenyum) mari
buk,saya pergi ke kebun dulu ya.
Ibu lina : oh iya
buk, hati-hati.
Ibu
sari pun lanjut berjalan menuju kebunnya. Sesampai dikebun, ibu sari langsung memetik
kopi yang sudah matang untuk diproses menjadi kopi siap pakai. Selang beberapa
hari , ada seorang bidan yang baru datang dari kota dan di tugaskan di desa
yang indah ini.
Bidan : assalamualaikum ibu-ibu
Bidan : apa kabar ibu-ibu?
Warga : Alhamdulillah baik bu. darimana
buk?
Bidan : saya dari kota buk , saya disini
menjalankan tugas saya sebagai bidan. Nama
saya dwita angraini, ibu-ibu bisa memanggil saya
dwita (tersenyum)
Ibu
yunia : oh, bidan baru ya?
Bidan : iya bu, jika ibu perlu bantuan
ibu bisa datang ke puskesmas pembantu disini.
Saya tinggal disana.
Ibu
yusra : ibu tinggal di puskesmas
itu?
Bidan : iya bu , mari bu saya ke
puskesmas dulu (tersenyum sambil meninggalkan para
warga)
Tak lama kemudian bidan itu pergi
menuju puskesmas, para warga merasa tidak percaya dengan adanya bidan di desa
mereka, karena mereka lebih percaya dengan dukun dan itu sudah menjadi
kebiasaan turun-temurun para warga dalam melakukan persalinan.
Ibu yunia : eh ibu-ibu ngapain
bidan baru itu disini? Tidak akan
dipakai
dia itu
disini(merasatidak
percaya)
Ibu
yusra : iya
bu, kita disini kan ada
mbah ijah yang suka nolong melahirkan.
Ibu
yanti : iya benar buk, sia-sia bidan itu
disini. Buang-buang tenaga aja
disini.
Ibu yusra : iya buk, biar aja lah , sudah saya mau pulang masak dulu, cuci piring, bersih- bersih rumah juga. Sebentar
lagi suami kita pulang.
Ibu yunia : iya buk saya juga
mau pulang ,sudah sore juga nihh tidak baik untuk kandungan saya
sore-sore masi di luar rumah .
Ibu
yanti : iya-iya
buk , yasudah pulanglah ,
saya juga mau pulang nihh.. ! mari ibu-ibu
(meninggalkan
warga)
Ibu
yusra & ibu yunia : iya buk (pergi
pulang kerumah)
Malam pun tiba. Ibu dwi merasakan
sakit diperutnya yang tak tertahankan karena merasa ingin segera melahirkan ,
suami dan ibunya pun sangat cemas..
Ibu yunia : ayah, emak cepat sedikit saya sudah tidak tahan
lagi
, sakit beneran ya tuhan (meringis)
Mak resi : iya nak , sabar iya nak,kita pergi ke rumah mbah ijah,tahan ya nak pai . (merasa kasihan)
Ibu yunia : cepetan buk
, tidak bisa di tahan lagi ini. (meringis)
Mak
resi : iya-iya
nak (sambil bejalan keluar rumah)
Pak
pio : mak, saya ambil senter sebentar , bentar! (cemas)
Mak
resi : iyo cepat (menunggu
di pintu rumah)
Ibu
yunia : cepetan
pak sudah tidak tahan lagi sakitnya .
Pak
pio : iya
iya buk (menuju rumah mbah ijah)
Ibu : kenapa
buk? mau melahirkan ya?
Pak
pio : iya
iya buk (meninggalkan ibu )
Mak
resi : buk tolong kuncikan rumah saya
ya, saya tidak sempat
lagi.
Tolong ya
Buk (panik dan
tergesah-gesah)
Ibu : iya
iya buk
Mereka
pergi berjalan kaki secepatnya menuju rumah ma ijah.
Pak
pio : assalamualaikum, mbah?
Mbah mbah ? buka pintu . (menggedor pintu
Rumah mbah ijah)
mak resi : mbah dimana mbah? Tolong mbah! (tergesah-gesah)
mak resi : mbah dimana mbah? Tolong mbah! (tergesah-gesah)
Pak
pio : mbah keluarlah, istri saya mau
melahirkan mbah! (panik)
Mak
resi : sabar nak.
Mbah ijah : oi.. iya-iya
tunggu (membuka pintu sambil memakan sirih) wah kalian ini . ayo masuk cepat !
Selama
persalinan mak resi dan pak pio menunggu di samping ibu dwi , dan menanti
kelahiran anak pertama sekaligus cucu pertama untuk mak resi.. tak lama
kemudian persalinan telah selesai dilaksanakan dan bayi nya pun mengalami
asfiksia.
Mak resi : yun? Bangun nak? (memegang ibu
Yunia)
Pak Pio : buk, bangun buk? Kenapa belum bangun mbah istri saya?
Mbah ijah :
sabar,sebentar lagi bangun dia itu.
Pak pio : buk? Ibuk? (mengelus kepala ibu
Yunia)
Mak resi : nak bangun nak! kenapa seperti ini mbah? Belum sadar-sadar
jugasudah berapa
jam
?
Mbah ijah : sebentar,saya urusi bayi ini dulu. (sambil menekan-nekan badan bayi) wah
kenapa bayinya megap-megap.
Pak pio : kenapa anak saya
mbah?
Mbah
ijah : ntahlah,
saya juga tidak tahu? Biasanya saya menolong melahirkan tidak seperti
ini.
Pak
pio : wah
mbah? Bagaimana kondisi anak saya itu? (panik)
Mbah
ijah : ntar
dulu,saya tangani dulu.
Sabar
Mak
resi : kenapa
cucu saya mbah? Cucu pertama
saya itu? Kenapa dia
megap-megap
seperti itu?
Mbah
ijah : iya sebentar
ya. Saya coba tunggitkn
dulu biar dia menangis (sambil
menunggitkan
bayi)
Mak
resi & pak pio : wah jangan mbah! (kaget)
Mbah
ijah : tidak apa-apa , biasanya juga seperti ini kalau bayi megap-megap itu.
Pak
pio : kasian anak saya
mbah, baru lahir! Anak pertama saya mbah..
Mbah
ijah : iya sabar cerewet banget,diam aja kamu itu !
Pak
pio : kalau seperti itu saya bawa kebidan
saja mbah
.!
Mbah
ijah : jangan sama bidan
itu?
Saya ini sudah lama di sini dia itu baru. Percayakan
dengan saya
Pak
pio : tidak
mbah. Anak pertama saya itu ! sini biar saya bawa kebidan saja. !
Mak
resi : iya bawalah nak , emak tidak mau cucu pertama mak ada apa-apa.
Pak
pio : iya
mak! Sini saya bawa mbah !
Mbah
ijah : iyalah
(sambil memberikan anak ke bapaknya)
Pak pio langsung bergegas
menuju rumah bidan desa itu , dengan tergesah-gesah dan berlari-lari kecil
untuk meminta bantuan bidan secepatnya agar sang anak tertolong dan selamat. Sesampai
dirumah bidan
Pak
pio : buk bidan buk bidan tolong
anak saya buk !
Bidan : iya-iya pak, sini anaknya
(langsung dibaringkan di tempat tidur) pak tolong
ambilkan alat-alat yang
ada disana ( menunjuk tempa alat)
Pak
pio : (menuju tempat alat) iya
buk, yang ini ya?
Bidan : iya iya
pak , tolong bawa kesini pak.
Pak
pio : (membawa alat) ini ibu
bidan.
(video melakukan
penanganan terhadap bayi asfiksia)
Bidan : waduh.. ini udah telat pak ,
harus dirujuk! Coba bapak Tanya ke pak kades
apakah ada transportasi
untuk membawa anak bapak ini
Pak
pio : iya
iya buk, saya
langsung kerumah pak kades
Pak
pio yang sangat cemas, khawatir, dan tegang itu langsung menuju kerumah pak
kades untuk meminta pertolongan.
Sesampai
di rumah pak kades
Pak
pio : assalamualaikum pak
kades?(menggedor pintu)
Bu
Kades : iya
waalaikum salam ( membuka pintu) ado apo pak ?
Pak
pio : mana
pak kades buk? Saya mau minjam mobil atau apalah buk mau bawak anak
saya ke rumah sakit
Bu
kades : pak kades lagi pai pengajian
pak. Wah tidak ada sama sekali mobil di desa kita
ini pak.
Pak
pio : wah bagaimana ya buk ? Anak saya baru
lahir sudah megap-megap
, cemas saya
buk
.
Bu
kades : bagaimana ya pak? Pak Kades lagi tidak ada pula di
rumah..
Pak
pio :yaudah buk
, saya pulang ke tempat buk bidan lagi kasih tahu dia.
Assalamualaikum
(meninggalkan rumah pak Kades)
Bu
kades : yaya
pak hati-hati, waalaikum salam ( sambil menutup pintu)
Pak
pio langsung berlari lagi menuju rumah bidan..
Pak
pio : buk bagaiman?
Mobilnyo tidak ada buk (panik)
Bidan : gimana pak? Kondisi anaknya udah
kritis, harus segera dirujuk pak.
Pak
pio : bagaimana ya buk? Mobinya tidak ada ?
rumah sakit jauh dari sini buk?
Bidan : sebentar ya pak saya coba berikan
pertolongan sekali lagi.
Tak
lama kemudian..
Bidan : denyut jantung anak bapak sudah
melemah.
Pak
pio : bagaimana buk bidan tidak bisa di tolong lagi ? (raut wajah sedih )
Bidan : maaf pak saya sudah semaksimal
mungkin memberikan pertolongan , tapi bapak
tadi sudah terlambat
membawanya kesini. Mau dirujuk transportasi disini tidak
memadai atau tidak ada
pak.
Maaf
pak, denyut jantung anak bapak sudah tidak ada lagi, saya sudah berusaha
semaksimal mungkin, tapi takdir berbica lain.
Pak
pio : berarti anak saya sudah
meninggal ya bu bidan? Ya allah anak pertama saya
nih
bu bidan,bagaimana saya bilang dengan istri saya bu bidan? Kini
aja dia belum
sadar-sadar. (perasaan
sedih)
Bidan : sabar ya pak, mungkin ini sudah
jalannya.bapak harus kuat dan tabah dalam
menjalani cobaan ini ,
sekarang bapak harus mengurus istri bapak dengan baik biar
cepat sembuh , biar nanti
bapak bisa punya anak lagi. ( memberikan nasihat)
Di
siang harinya, desa pun berduka atas kematian anak pak Pio dan ibu Dwi. Warga
pun berbincang-bincang membicarakan kelalaian mbah dukun dalam menangani anak
pak pio tersebut, sehingga warga pun mulai mempercayai bidan baru yang bertugas
disana.
Warga
1 : wahh kasian sekali ya ibu-ibu,
pak pio sama ibu dwi, udah melahirkan anak yang =pertama, tapi malah anaknya
meninggal, pasti sedih sekali mereka ya bu (berduka)
Warga
2 : ya ya bu, itu gara-gara
kelalaian mbah ijah tu, kan kasian anak nya jadi meninggal.
Warga
3 : iya ya buk saya jadi takut mau
melahirkan sama mbah ijah .. apa sama bidan baru itu aja ya buk ? (binggung)
Warga
4 : iya sama bidan baru aja kan
alat nya lebih lengkap ..
Warga
3 : iya ya buk jadi saya tidak
kuatir melahirkan anak saya (cemas) L
Hari
itu di Puskemas Desa seorang warga yang bernama ibu yusra pun melahirkan dengan
ditangani bidan baru ..
Ibu
Yusra : aduh pak perut ibu udah
mulai mules nih kayaknya udah mau melahirkan deh
Bapak
Anton : ya udah kita kerumah Mbah Ijah aj
yuk buk ?
Ibu
yusra : akhh ngak mau ibu
melahirkan disana pak nanti anak kita meninggal lagi kayak anak pak pio kemaren
lagi (cemas)
Bapak
anton : tapi nanti mahal biaya nya buk ?
kita kan ngak punya uang ?
Ibu
Yusra : ngak usah mikirin biaya
dulu pak yang penting anak kita selamat .
Bapak
anton : ya udah kalau begitu ayo kita ke
Poskesdes ( bergegas)
Beberapa
menit kemudian ibu yusra dan bapak anton pun sampai diposkesdes …
Bapak
Anton : Assalammualaikum (tok tok tok ) bu
bidan bu bidan ?
Bu
Bidan : Waalaikumsallam pak iya iya
masuk masuk.. apa yang bisa saya bantu ?
Bapak
Anton : ini buk istri saya mau melahirkan
nih tolong buk ? (kuatir)
Ibu
Yusra : iya nih buk sudah ga tahan L
Bu
bidan : iya buk sini naik keatas
tempat tidur ya saya bantu persalinan nya bapak boleh
pendampingi
Beberapa
jam kemudian persalinan pun berhasil dilaksanakan berlangsung dengan lancar dan
ternyata bayi nya mengalami hipotermi dan bidan segera menangani nya .
Bidan : bu, pak ini bayi mengalami
kedinginan, saya tangani dulu ya.
Pak
anton : iya bu bidan, tolong anak
saya ya.
Bidan : iya pak, bapak tenang saja ya,
jangan khawatir, saya akan berusaha semaksimal
Mungkin
(melakukan penanganan)
Setelah
bidan melakukan penanganan, kondisi bayi nya pun kembali normal.
Bidan : pak, buk,Alhamdulillah kondisi
anak nya sudah normal, silahkan bu menyusui anak
nya terlebih dahulu ya J
Ibu : ohh iya bu bidan, makasih ya
bu sudah membantu anak saya.
Setelah
keadaan ibu Yusra pulih, mereka pun kembali kerumah, dan warga berdatangan
kerumah ibu yusra untuk mengunjungi anaknya.
Warga
1 : bagaimana keadaan nya bu, anak
nya sehat?
Ibu
yusra : Alhamdulillah sehat bu, kemaren
anak nya mengalami kedinginan, tapi berkat
bidan nya cepat
menangani, jadi anaknya sudah sehat kini bu.
Warga
2 : wahh, enak ya bu melahirkan
sama bidan baru itu, orang nya pintar sekali,
mendingan kalo mau
melahirkan kita ke bidan baru itu aja, dari pada ketempat
mbah ija resiko nya lebih
besar.
Warga
3 : iy benar sekali itu buk,
yaudah yuk ibu-ibu kita pulang, nanti suami kita cari-cari
lagi, hhee
Warga
1 : iya buk yusra, kami pamit ya,
semoga cepat pulih ya bu J
Dengan
kejadian di desa tersebut, kini warga-warga nya sudah mulai mempercayai bidan
baru tersebut
Posting Komentar untuk "CONTOH NASKAH ROLE PLAY - BBL"